Tuesday, June 2, 2009

Biarkan Roh Bekerja

Sore itu, di misa karismatik, Minggu, 24 Mei 2009, saya sedikit terkejut saat mendengarkan Homili yang dibawakan oleh Pastor Noel. Homili tersebut mengembalikan ingatan saya pada saat pemilihan koordinator Persekutuan Doa Don Bosco (Rabu, 21 September 2005). Pastor Noel, romo moderator PDDB, bercerita tentang pengalamannya memimpin dan mengatur pemilihan ketua PD. Suatu pemilihan yang diselenggarakan secara bebas dan terbuka, dimana setiap orang BOLEH ikut mencalonkan diri untuk menjadi ketua PD. Pesan utama homily Pastor berisi, agar kita selalu melibatkan Roh Kudus disetiap kegiatan yang kita lakukan. Bila kita melakukan itu maka mujizatNya akan menjadi nyata. Allah Roh Kudus tidak akan meninggalkan kita, Dia akan campur tangan, seperti kejadian malam itu, sesuatu yang luar biasa telah terjadi…

Setelah itu, saya sedikit merenung, apa sih sebetulnya yang telah terjadi?

Saya ingin membagikan cerita ini kepada saudara-saudari semua, dari apa yang saya alami sendiri, karena mungkin beberapa dari kita saat itu tidak berada ditempat itu, dan kita mau tahu, kenapa sampai saat ini, pada saat kita mengingat kejadian itu, kitapun masih merasakan merinding, seperti juga yang dialami oleh gembala kita, Pastor Noel tercinta.

Malam itu adalah malam yang cerah, para pengurus PDDB, mempersiapkan diri, untuk melakukan pemilihan koordinator baru di komunitasnya, dikarenakan masa jabatan koordinator lama, Bapak Hendra Suharlim akan segera berakhir, dan beliau menyatakan tidak bersedia untuk melanjutkan kepemimpinannya. Pemilihan akan diadakan secara bebas dan terbuka, setelah seminggu sebelumnya disebarkan undangan melalui berita paroki ‘Sangkakala’, bahwa setiap umat berhak mencalonkan siapapun untuk menjadi ketua persekutuan doa.

Suasana malam itu di aula Mazzarello, terlihat ramai orang berdatangan, sekitar 100 orang jumlahnya … cukup luar biasa, bila dibandingkan saat biasa diadakan persekutuan doa rutin, yang hanya dihadiri oleh sekitar 30-40 orang. Tim singer bersiap mengadakan pujian, penerima tamu, berdiri didepan pintu, alunan musik mulai mengalir di dalam ruangan. Malam itu tidak seperti suasana PD biasanya, banyak sekali wajah-wajah baru yang jarang terlihat, hadir di PD, bahkan di depan pintu masukpun ada beberapa orang, yang menitipkan pesan, agar para umat yang datang menentukan pilihan pada kandidat favorit mereka. Sungguh suatu suasana yang seru dan menegangkan.

Tepat jam 19.30, tim pujian mulai membawakan lagu-lagu pujian dan penyembahan, semuanya mengalir dengan indahnya. Sampai akhirnya sampailah pada saat yang dinantikan. Pastor mengawali pemilihan dengan doa kepada Allah Roh Kudus, agar RohNya dicurahkan ditempat itu malam itu, agar terpilih gembala kecil, yang benar-benar pilihanNya dan suatu doa yang berserah sepenuhnya kepada kehendak Roh Kudus.

Proses awal pemilihan adalah dengan menentukan siapa calon-calon favorit dari umat, masing-masing umat menulis di suatu kertas kecil, satu nama dari umat yang hadir disitu, yang juga adalah umat paroki St. Yohanes Bosco. Setelah itu, tim panitia yang terdiri dari 5 orang, mengumpulkan surat suara dan menyebutkan nama masing-masing calon. Sampai akhirnya terkumpul lebih dari sepuluh nama. Pastor menyeleksi nama-nama tersebut, beberapa orang terpaksa dicoret namanya, dikarenakan jabatan yang sedang disandangnya di paroki saat itu, karena pastor tidak menghendaki adanya rangkap jabatan. Sampai akhirnya tersisa sekitar 8 nama calon koordinator. Salah satu nama yang dicalonkan adalah nama saya.

Keikutsertaan saya dalam proses tersebut, memang adalah suatu proses yang cukup panjang, yang telah Tuhan persiapkan dalam diri saya jauh sebelumnya. Kata-kata Pastor Noel yang berbunyi, BIARKAN ROH KUDUS BEKERJA, benar-benar telah saya rasakan sendiri.

Semuanya dimulai jauh sebelum itu. Tuhan benar-benar telah mempersiapkan saya. Diawali dengan suatu masalah, dimana saya merasa buntu dan bingung. Istri saya mulai memperkenalkan saya Persekutuan Doa. Lebih dari suatu jawaban, PD mendatangkan kepada saya suatu ketenangan, suatu perasaan damai. Kesaksian dari para pewarta, pengenalan akan kitab suci yang lebih dalam, selalu menyemangati saya, bahwa Tuhan Yesus selalu setia dan menyertai saya, dan bahwa setiap pencobaan yang saya alami, tidak melebihi kekuatan saya, dan bahwa setiap pencobaan yang saya alami adalah juga suatu batu ujian untuk saya, agar saya mempunyai kemampuan yang lebih, untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas yang akan saya hadapi di masa depan saya nantinya.

Sebagai umat yang baru, di PD, saya mulai merindukan untuk selalu datang dan mendengarkan puji-pujian juga kesaksian iman dari para pewarta. Saya mulai tertarik untuk mengikuti seminar-seminar yang diadakan di PD, seperti Seminar Hidup Baru dalam Roh Kudus, Seminar Kursus Pelayanan Pribadi. Suatu saat, seorang teman PD saya, setengah memaksa, mendaftarkan saya untuk ikut KEP (Kursus Evangelisasi Pribadi). Suatu yang selalu saya tolak, karena apa yang ada dibenak saya, tentang keaktifan untuk ikut dalam kegiatan gereja adalah suatu yang menghabiskan waktu saya. Tapi entah mengapa, saat itu ada semacam dorongan untuk saya mengikuti kursus tersebut. Dan inilah rupanya yang merupakan awal dari pelayanan saya sebagai umat yang aktif di gereja. Saya diangkat sebagai sekretaris di kelas KEP, mendampingi pak Kurniadi yang saat itu terpilih sebagai ketua kelas. Pelajaran saya masih terus berlanjut. Masing – masing dari kita, diwajibkan untuk mengisi tim pujian pada jam pelajaran secara bergilir.

Di KEP ini, saya mulai kenal satu lagu pujian, yang salah satu syairnya berisi kutipan dari Yohanes 21. Yaitu suatu dialog antara Tuhan Yesus dengan salah satu rasulNya, Santo Petrus, yang menanyakan … Apakah Engkau mengasihi Aku? Kalau begitu … gembalakan domba-dombaKu. Saudara-saudariku terkasih dalam Kristus, kata-kata tersebut, melekat lama sekali dalam pikiran saya . Setiap kali, diwaktu senggang saya, maupun disaat sibuk, saya selalu teringat kata-kata tersebut. Pernah juga suatu kali, dalam suatu tidur saya, saya mengalami suatu mimpi, dimana saya melihat Yesus yang berdiri dengan tangan yang terbuka, dan saya mendatangi Tuhan, untuk masuk kedalam pelukanNya. Pernah juga suatu ketika, pagi-pagi sekali, saya terbangun dengan keadaan tangan terangkat keatas, saya merasakan seperti ada seseorang yang menarik saya. Suatu pengalaman yang membuat saya mencari jawabannya, mengapa saya bisa seperti itu, saya mencari jawabannya dengan rajin mengikuti misa pagi setiap hari selama sebulan penuh. Masih ada beberapa kejadian yang memperlengkapi saya, seperti dialog dengan Pak Hendra Suharlim, mengenai keadaan PD, saat itu, ntah bagaimana, kami terlibat dalam suatu dialog yang panjang dan lama, mengenai sejarah PD Don Bosco, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, kerinduan-kerinduan para umat PD akan masa depan PD, dsb. Juga pernah saya terlibat pembicaraan yang cukup lama dengan pastor Noel, mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh PD Don Bosco saat itu.

Setelah saya merenungkannya sekarang, ternyata semua yang saya alami saat itu, adalah suatu persiapan bagi saya untuk jabatan saya berikutnya. Ternyata, pada suatu hari, Bpk. Hendra Suharlim mendatangi saya setelah selesai PD. Dia menanyakan langsung ke saya, dengan mengatakan, “Kita telah mencalonkan kamu untuk menjadi koordinator PD berikutnya.” Saudara-saudariku terkasih, tanpa pengalaman-pengalaman yang saya ceritakan sebelumnya, tidak mungkin saya akan menjawab YA untuk pertanyaan tersebut. Tapi karena Tuhan telah ‘memberitahukan’ kepada saya, jauh sebelumnya, maka saya pada saat itu mengatakan: “Kalau Bapak tidak ada calon lain, maka saya siap dicalonkan, karena saya tahu, Bapa telah mempersiapkan saya.”

Sebelumnya saya yang ragu, karena pengalaman saya, karena ketidakmampuan saya, telah Tuhan bekali dengan suatu ayat, yang telah disampaikan oleh seorang teman saya. Satu ayat dari kitab nabi Yeremia, bahwa Tuhan telah mempersiapkan kita jauh sebelum kita dilahirkan. Disitu juga yang merupakan bekal bagi saya untuk melangkah, karena bersama Tuhan, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.

Saudara-saudariku terkasih, pernyataan ‘YA’ dan ‘OKE’ sebagai koordinator, tidak menjadikan saya langsung sebagai seorang koordinator, perjalanan masih berjalan cukup panjang. Malam sebelum pemilihan, saya mendapatkan telepon dari seseorang, bahwa saya tidak layak untuk diangkat sebagai ketua PD. Saya bukanlah calon yang diinginkan oleh Pastor Paroki. Saya tidak akan mendapatkan dukungan, bila saya menjabat sebagai ketua PD, saya sebaiknya mundur dan sebagainya. Saat itu, alangkah mudahnya bagi saya untuk menolak dan memberikan jabatan tersebut kepada orang yang menginginkannya, tapi saya tidak bisa, saya teringat pernyataan OKE saya, kepada Bapak Hendra Suharlim dan beberapa teman di PD. Saya hanya menjawab: “Maaf, saya telah menyanggupi orang-orang yang mencalonkan saya, saya tidak bisa mundur, bila saya terpilih, biarlah terjadi, bila saya tidak terpilih, saya akan tetap mendukung PD.” Ternyata pembicaraan malam itu masih berlanjut, pada keesokan paginya, salah satu teman saya menanyakan ke pastor paroki, kenapa pastor menentukan calon ketua sendiri, disaat para umat PD memiliki calon pilihannya sendiri, yang saat itu dijawab oleh pastor Noel, bahwa beliau tidak pernah, mencalonkan ataupun menetapkan seseorang pun untuk menjadi Koordinator PD berikutnya. Juga ada suatu pertanyaan yang diajukan oleh adik saya kepada Pastor, mengenai, siapa calon ketua PD berikutnya? Dimana dijawab oleh Pastor dengan kata “TIDAK TAHU”. Dikesempatan yang sama, adik saya juga menanyakan kepada Pastor Noel, apakah pastor Noel, memerintahkan saya melalui seseorang agar saya mundur, karena pastor, sudah memiliki calon favorit. Pertanyaan yang dijawab oleh Pastor Noel dengan dinginnya: “Bahwa ia tidak pernah memerintahkan seseorangpun, dan kalau Soemitro, tidak siap menghadapi masalah-masalah dan tekanan-tekanan tersebut, berarti dia tidak siap untuk menjadi koordinator PD.”

Disamping kejadian tadi, banyak sekali, pergumulan pribadi yang saya alami sendiri, hari itu di dalam hati dan pikiran saya terjadi perperangan, antara ya dan tidak, perlu dan tidak perlu menjadi koordinator PD, malahan istri saya sendiripun mengatakan, bila ada orang yang menginginkan jabatan tersebut, berikanlah kepada dia, malah bagus buat kita, ga ada suatu kewajiban yang harus kita selesaikan. O TUHAN, saya bingung … Saya ga mo jabatan, tapi saya juga tidak mau, orang yang jarang datang ke PD, menjadi koordinator Persekutuan Doa. Saat itu saya ingat perkataan Bunda Maria,TERJADILAH PADAKU SEPERTI APA YANG ENGKAU KATAKAN. Saya yang sedang mengendarai mobil, dengan keadaan bingung, menyampaikan doa singkat saya … BAPA, TERJADILAH PADAKU MENURUT KEHENDAKMU…

Kita kembali ke saat-saat pemilihan … Setelah terkumpul 8 nama, panitia menghitung, jumlah suara yang ada, total suara ada 75 suara. Saat itu saya ingat Pastor Noel mengatakan, bahwa koordinator baru akan terpilih, bila ada seseorang memiliki jumlah suara 38, yang merupakan 50% suara + satu.

Proses Pemilihan tahap keduapun mulai dilakukan. Saudara-saudariku terkasih, setelah saya sadari sekarang, ternyata saat itu, saya pribadi, masih belum mau menerima pencalonan saya sebagai koordinator. Dikertas suara yang harus saya tulis, saya mau menuliskan nama calon lain, seperti apa yang telah saya lakukan diputaran pertama sebelumnya. Tetapi Tuhan mengingatkan saya, melalui istri saya, dia menanyakan, nama siapa yang saya akan tulis di kertas. Yang saya jawab, bahwa saya akan menulis nama si ‘x’. Tapi istri saya nengatakan: ”Kalo kamu percaya, bahwa jabatan koordinator PD adalah suruhan Tuhan kepada kamu, seharusnya kamu menuliskan nama kamu.” Saya sempat terdiam sebentar, yang akhirnya saya setujui, dengan menuliskan nama saya sendiri. Saat ini, dari pengalaman ini, saya belajar, bahwa Tuhan, tidak pernah memaksakan siapapun untuk menjadi pelayan Dia, Tuhan tidak pernah memaksakan siapapun untuk menjadi selamat dan mengikuti Dia, semua itu adalah kehendak bebas kita untuk memilih Dia, juga untuk melayani

Dia. Dan terjadilah … proses perhitungan berjalan … suara saling berkejar-kejaran, sampai akhirnya tinggal 3 suara tersisa, dan suara untuk saya adalah 35. Pastor Noel mengatakan, bila 3 suara terakhir adalah untuk saya, maka pemilihan Koordinator PD telah selesai. Kami yang hadir, menantikan pembacaan kertas suara, dengan hati yang tegang. Dan memang saat itu, saat yang luar biasa, kami merasakan sekali kehadiran Roh Kudus. Pada saat kertas suara dibacakan, jumlah suara, tepat 38 suara. Tepuk tangan meriah mengakhiri pemilihan, Roh Kudus Engkau luar biasa …

Saudara saudari terkasih, saat itu, saya tidak bisa membayangkan, darimana datangnya 38 suara tersebut, karena sebagian teman-teman saya, tidak mempunyai hak suara, karena mereka adalah panitia, dan sebagian lagi, bukanlah umat paroki St. Yohanes Bosco. Sementara malam sebelumnya saya juga tidak mencari dukungan agar saya terpilih. Juga tidaklah terbayangkan, apa yang akan pastor Noel lakukan, bila suara tidak terkumpul sampai 38 suara, apakah akan diadakan debat kandidat … karena sejujurnya saya tidak tahu apa-apa tentang pelayanan, atau mungkin debat mengenai kitab suci, karena sejujurnya juga, saya bukanlah ahli kitab suci. Tapi memang Tuhan itu Allah yang luar biasa, dia membuat semuanya indah pada waktunya, Dia membuat semua yang tidak mungkin, menjadi mungkin.

BIARKAN ROH KUDUS BEKERJA … suatu kalimat yang harus selalu ada dalam hidup saya, suatu penyerahan yang total, setiap saat, setiap waktu, kepada rencana Allah.

Dengan berjalannya waktu, saya mengerti kalimat tersebut, bukan sebagai sebuah penyerahan diri yang pasif, dimana kita tidak melakukan apapun dan membiarkan Roh Kudus yang mengerjakan segalanya, tetapi suatu penyerahan diri, yang diiringi suatu tanggapan akan panggilan Allah, suatu tindakan yang berusaha mendekati Allah. Berserah saja, tidaklah cukup, karena Tuhan juga memerlukan kerjasama kita, Tuhan juga membutuhkan usaha kita. Ada suatu kalimat, “Tuhan yang maha segalanya, yang bisa membuat segalanya, tidak bisa menyelamatkan kita, bila kita tidak mau diselamatkanNya.”

Jadi berikanlah yang terbaik yang engkau miliki untuk Tuhanmu, dan bila sudah kau lakukan, tunggulah dan nikmatilah BIARKAN ROH KUDUS BEKERJA. Tuhan memberkati kita semua.

(Jkt, 250509, - Sebastianus Soemitro - copddb)

1 comment:

  1. TUhan punya rencana.. tidak ada yang mustahil..
    You are the right person on the right place :-)

    ReplyDelete